OTAK DAN TANGAN SALING MEMBUTUHKAN
Label: GHOTIC
GHOTIC WORDS
~
Beberapa waktu lalu, pas nonton TV, aku sempet liat salah 1 program sinetron lepas. Di situ, diceritakan tentang kehidupan seorang office boy bernama Ujang. Suatu ketika, perusahaan tempatnya bekerja mengeluarkan surat keputusan yang berisi bahwa gaji para office boy dan cleaning service akan dipotong guna menutupi kerugian besar yang dialami perusahaan. Seperti biasa di negara kita tercinta ini, para karyawan pun kemudian melancarkan aksi demo menentang keputusan tersebut. Sang dirut perusahaan itu pun lalu mengambil jalan tengah, yaitu mengadakan pertemuan 4 mata dengan para karyawan yang berdemo tersebut, yang diwakili oleh Ujang.
Dalam pertemuan itu, Ujang bertanya pada sang dirut, mengapa bukan para manajer dan karyawan ‘atas' yang dipotong gajinya. Mengapa justru para pegawi level bawah yang sudah minim gajinya, yang harus menanggung imbas kerugian perusahaan tersebut. Sang dirut pun menjawab dengan entengnya, menjelaskan bahwa hal itu ngga bisa dilakukan. Kalo para manajer yang dipotong gajinya, perusahaan akan sangat merugi. Karena bukan tidak mungkin mereka akan mengundurkan diri, sedangkan bagi perusahaan mereka adalah otak yang menjalankan perusahaan ini, yang membuatnya bisa berkembang. Dengan kata lain, prusahaan memutuskan para office boy dan cleaning service yang ‘dikorbankan', karena kalaupun mereka keluar, perusahaan akan sangat mudah mencari gantinya.
Lalu si Ujang pun bertanya, "Jadi menurut Anda, kami ini seperti jari tangan kecil yang tidak berarti, yang kalau hilang pun perusahaan tidak keberatan?" ketika sang dirut mengangguk, Ujang meneruskan, "Memang benar, kami ini hanya jari tangan yang melakukan perintah. Tapi perlu Anda ketahui, otak pun tidak bisa apa-apa tanpa adanya jari tangan yang bekerja."
Otak tidak berarti apa-apa tanpa jari tangan.
Abis liat sinetron itu, aku jadi berpikir. Begitu banyak ketidakadilan di dunia ini, yang disebabkan oleh manusia sendiri. Entah kita yang diperlakukan ridak adil, ataupun kita yang memperlakukan orang lain dengan tidak adil.
Ga usah jauh-jauh bicara tentang keadilan di bidang hukum, dalam kehidupan sehari-hari, sadar atau tidak, tak jarang kita berbuat tidak adil pada sesama kita.
Pernah ngga, pada temen-temen yang cakep/cantik, pinter, tajir, gaul kita tuh penuh dengan pujian, menghargai, dan selalu bersikap baik pada mereka. Sementara pada temen yang kita anggap bodoh, ga gaul, lemot, kuper, sikap kita tuh selalu memandang sebelah mata, menyepelekan, dan tidak ‘memanusiakan' dia. Itu sudah merupakan salah satu bentuk ketidakadilan.
Mengapa kita harus memandang rendah orang lain? Kalo kita mau sedikit berpikir lebih dalam, kita pun tidak jauh lebih baik daripada dia. Kita sama-sama diciptakan hanya dari debu tanah. Kita sama-sama tidak membawa apa-apa saat dilahirkan. Kasih Tuhan kepada kita juga sama besarnya dengan kasihNya kepada teman kita.
Jadi, setiap kali benih ketidakadilan itu mulai tumbuh dalam hati kita, ingatlah bahwa Allah sangat mengasihi orang tersebut, sehingga Dia merelakan nyawaNya untuk memilikinya. Kalau Allah sendiri sampai mengorbankan diriNya untuk semua orang adakah alasan bagi kita untuk merendahkan pribadi ciptaanNya??
0 komentar:
Posting Komentar